industrial engineering

KEKUATAN BAHAN TEKNIK (DASAR)

KEKUATAN BAHAN TEKNIK (DASAR)

Kekuatan bahan dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang kekuatan suatu konstruksi, baik mesin (Teknik Mesin) maupun maupun gedung dan bangunan (Teknik Sipil). Suatu konstruksi dapat dikategorikan bagus dan dapat dipertanggung jawabkan (accountable) apabila telah dihitung berdasarkan ilmu kekuatan bahan secara benar.
Dalam ilmu kekuatan bahan akan dipelajari tentang banyak hal misalnya : jenis pembebanan yang diberikan, gaya-gaya yang bekerja didalamnya, tegangan-tegangan yang terjadi, jenis bahan dan kasus pembebanan yang diberikan sampai menentukan tegangan yang diizinkan sehingga seorang Engineer dapat menentukan jenis bahan, dimensi dan mengontrol kekuatan suatu konstruksi mekanik sesuai dengan fungsi dari ilmu kekuatan bahan itu sendiri. 
Secara garis besar fungsi dari ilmu kekuatan bahan yakni : 
1. Menentukan dimensi yang proporsional (Apabila beban dan bahan diketahui atau ditentukan). 
2. Menentukan beban maksimum (Apabila dimensi dan bahan diketahui atau ditentukan).
3. Menentukan bahan yang sesuai atau cocok (Apabila beban dan dimensi diketahui).
4. Mengontrol kekuatan bahan (Apabila beban, dimensi dan bahan diketahui) dengan melakukan comparisson study antara tegangan yang terjadi dengan tegangan yang diizinkan.1. 

I. Gaya Dalam
Gaya Dalam ialah gaya yang terjadi didalam suatu elemen konstruksi (batang) sebagai akibat adanya pengaruh gaya dari luar. Gaya dalam diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yakni :
a. Gaya normal (gaya aksial) yakni gaya dalam yang bekerja tegak lurus terhadap penampang potong atau sejajar dengan sumbu batang.
b. Gaya tangensial (gaya melintang) yakni gaya dalam yang bekerja sejajar dengan penampang potong atau tegaklurus terhadap sumbu batang.
II. Pembebanan
Jika ditinjau dari arahnya (beban) dan akibatnya terhadap komponen yang menahannya, pembebanan dikategorikan menjadi 5 jenis, yaitu :
a. Pembebanan Tarik yakni apabila gaya yang bekerja sejajar dengan garis sumbu atau tegak lurus terhadap penampang potong berorientasi kerja keluar (menjauh) sehingga mengakibatkan batang atau elemen konstruksi mengalami perpanjangan.
b. Pembebanan Tekan yakni apabila gaya yang bekerja sejajar dengan garis sumbu atau tegak lurus terhadap penampang potong berorientasi kerja kedalam (menuju) sehingga mengakibatkan batang atau elemen konstruksi mengalami perpendekan.
c. Pembebanan Bengkok yakni apabila gaya yang bekerja dengan jarak tertentu terhadap penampang potong yang mengakibatkan momen bending pada batang atau elemen konstruksi tersebut.
d. Pembebanan Geser yakni apabila gaya yang bekerja sejajar dengan penampang potong atau tegak lurus terhadap garis sumbu yang mengakibatkan elemen kontruksi (batang) mengalami pergeseran.
e. Pembebanan puntir yakni apabila gaya yang bekerja sejajar penampang potong dengan jarak radius tertentu terhadap sumbu batang (garis sumbu) yang mengakibatkan momen puntir .
III. Tegangan 
Apabila suatu gaya dalam ditahan oleh penampang batang maka didalam penampang batang tersebut akan mengalami adanya tegangan. Tegangan ialah besarnya gaya yang diberikan per satuan luas penampang. Ditinjau dari arah gaya dalam yang terjadi, tegangan diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Tegangan Normal yakni tegangan yang terjadi karena pengaruh dari Gaya Normal
b. Tegangan Tengansial yakni tegangan yang terjadi karena pengaruh Gaya Tangensial
Sedangkan menurut jenis pembebanan yang diberikan, tegangan diklasifikasikan menjadi :
1. Tegangan Tarik
2. Tegangan Geser
3. Tegangan Tekan
4. Tegangan Puntir
5. Tegangan Bengkok
Apabila didalam satu penampang terjadi lebih dari satu jenis tegangan dengan waktu yang bersamaan, dalam hal ini terjadi Tegangan Gabungan yang didefinisikan sebagai penjumlahan dari kuadrat Tegangan (Normal) dengan hasil kuadrat atas konversi tegangan - Tegangan (Tangensial) yang dikalikan tiga. Kemudian hasil penjumlahan tersebut di Akar kuadratkan sehingga akan diperoleh nilai Tegangan Gabungan. Besarnya konversi tegangan tergantung dari jenis dan kasus pembebanan.

Riset operasi

Riset operasi adalah suatu metode pengambilan keputusan yagn dikembangkan dari studi operasional militer selama Perang Dunia II. Keberhasilan –keberhasilan penelitian dari kelompok-kelompok studi militer ini telah menarik kalangan industriawan untuk membantu memberikan berbagai solusi terhadap masalah-masalah manajerial yang rumit. Dewasa ini riset operasi telah medapat pengakuan sebagai mata ajaran yang penting di tingkat perguruan tinggi, sesuai perkembangan kurikulum pendidikan tinggi maka teknik-teknik pendekatan dalam mengidentifikasi masalah dan mengambil keputusan menjadi suatu kebutuhan penting bagi peserta didik. Selain itu kalangan professional, manajer, akademisi dapat memanfaatkan metode-metode riset operasi yang disajikan dalam buku ini. Materi riset operasi yang disampaikan mencakup berbagai bidang pengetahuan seperti ekonomi, manajemen produksi, manejemen operasi, transportasi, teknik industri dan lain-lain.
Riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu system besar manusia, mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan, dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari system, menggabungkan ukuran-ukuran, faktor-faktor seperti kesempatan dan resiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dari beberapa keputusan,s trategi atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambilan keputusan menentukan kebijakan dan tindakannya secara ilmiah (Operational Research Society of Grreat Britain)

Perencanaan dan Pengendalian Produksi

1.1 Defenisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Pengertian mengenai Production Planning and control (PPC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi adalah suatu proses pengubahan bahan baku menjadi barang jadi. Sistem produksi adalah sekumpulan aktivitas untuk pembuatan suatu produk, dimana dalam pembuatan ini melibatkan tenaga kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi, modal dan tindakan manajemen. Dalam Praktik, aktivitas dalam system produksi ini dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu “Proses Produksi” dan “ Perencanaan Planning and Control/PPC”

Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain. Proses produksi merupakan tindakan nyata dan dapat dilihat. Proses produksi ini terdiri atas beberapa subproses produksi misalnya proses pengolahan bahan baku menjadi komponen, proses perakitan komponen menjadi sub-assembly dan proses perakitan sub-assembly menjadi produk jadi.

Perencanaan dan pengendalian prosduksi (PPC)adalah aktivitas bagaimana mengelola proses produksi tersebut. PPC merupakan tindakan manajemen yang sifatnya abstrak (tidak dapat dilihat secara nyata). System computer barangkali merupakan analogi yang tepat untuk system produksi. Proses produksi adalah perangkat kerasnya (hardware) dan PPC adalah perangkat lunaknya (software).

Bila PPC juga disebut system produksi maka pengertian system produksi berarti ada dua, yaitu :

1. Suatu system untuk membuat produk ( mengubah bahan baku menjadi barang) yangmelibatkan fungsi manajemen (yang bersifat abstrak) untuk merencanakan dan mengendalikan proses pembuatan tersebut.

2. Suatu teknik untuk merencanakan dan mengendalikan produksi (bersifat abstrak) dan tidak membahas preose pembuatan produk.


1.2 Peta Rakitan (Assembly Chart)

Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan terlihat bahwa peta rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk memahami :

1. Komponen-komponen yang membentuk produk

2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama

3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian

4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

5. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian

6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan

7. Urutan waktu komponen bergabung bersama

8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan


Membentuk Suatu Peta Rakitan yaitu

1. Dengan menggunakan senarai komponen dan dokumen barang atau yang sejenis dan lintasan produksi bagi perakitan, tentukan operasi terakhir dalam produksi atau dalam rakitan suatu produk. Gambarkan operasi terakhir ini dengan lingkaran berdiameter 12 mm pada sudut kanan bawah selembar kertas dan tuliskan operasi tersebut dengan jelas disebelah kanan lingkaran tadi.

2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran ke arah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter 6 mm pada ujungnya, dan tunjukan setiap komponen (nama, nomor komponen, jumlah,dsb). Yang dirakit pada operasi tersebut. Komponen sebaiknya disusun menurut urutan pemasangannya, komponen terakhir dipasang dibawah.

3. Jika yang dihadapi adalah rakitan bagian (bukan Komponen), buat garis tadi sebagian dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm untuk menggambarkan operasi rakitan bagian tadi. Kemudian lanjutkan ke kiri rakitan bagian tersebut, diuraikan kedalam komponen-komponennya. Setelah penggambaran peta rakitan selesai, rakitan dapat diberi nomor. Garis yang menunjukan komponen mandiri harus ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan lingkaran berdiameter 6 mm yang nomor komponennya dapat dimasukan.

4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponenya selesai dicatat, gambarkan garis tegak pendek dari lingkaran 8 mm ke atas, masuki lingkaran 12 mm yang menunjukan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2 dan 3. Ulangi langkah 2 dan 3.

5. Teruskan sampai seluruh produk selesai diuraikan dan semua komponen telah dicatat di sebelah kiri, dari bawah ke atas.

6. Periksa kembali peta initerhadap dokumen barang untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah tercantum. Masukan nomor operasi rakitan dan rakitan bagian ke dalam lingkaran, jika diperlukan. Setelah selesai, bahan (komponen) yang terdaftar pada sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah.



Lingkaran yang menunjukan rakitan atau rakitan bagian tidak selaluh harus menunjukan lintasan station kerja atau lintasan rakitan. Atau bahkan lintasan orang, tetapi benar-benar hanya menunjukan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh tiap operator.

Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah ‘gambar-terurai’. Teknik-teknik ini dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit.


1.3 Struktur Produk

Struktur Produk merupakan sesuatu yang mutlak harus ada untuk dapat diterapkan system MRP. Struktur produk yang rumit dan banyak levelnya akan membuat perhitungan semakin kompleks terutama dalam proses explosion. Proses explosion merupakan suatu prosedur untuk menghitung jumlah kebutuhan kotor dalam tingkat yang lebih bawh setelah dilakukan proses offsetting pada item produknya.

Struktur produk dengan jumlah level yang besar akan membuat proses MRP (proses netting, lotting, offsetting, dan explosion) yang berulang-ulang dilakukan satu per satudari atas kebawah level demi level dan periode demi periode. Pada proses lotting, penentuan ukuran lot pada level yang lebih bawah membutuhkan teknik-teknik yang sangat sulit (multi level lot size technique). Sehingga dengan semakin kompleksnya struktur produk akan membuat perhitungan proses MPR semakin rumit.

Bila struktur produk tidak berubah-ubah, kesulitan ini hanya terjadi sekali saja, yaitu di awal pembuatan system MRP (jika dengan program computer). Jika struktur produk berubah, maka sistem yang telah dibuat harus dimodifikasi.


1.4 Bill Of Material

BOM (Bill Of Material), adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Fungsinya Secara spesifik struktur Bill of Material tidak saja berisi komposisi komponen, tetapi juga memuat langkah penyelesaian produk jadi. Bill of Material sebagai suatu network atau jaringan yang menggambarkan hubungan Induk (parent product) hingga ke komponen 

Bill Of Material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill Of Material digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Adapun jenis BOM adalah: 

- Modular Bills yaitu bill o f material yang dapat diatur di seputar modul produk, modul merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. 

- Planning Bills dan Phanton Bills. Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan kepada bill of materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material untuk komponen, biasanaya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara waktu. 

- Low-level coding atas suatu bahan dalam bill of material diperlukan apabila ada produk yang serupa supaya dapat membedakannya diberikan kode.

Sejarah Singkat Fakultas Teknik - Unjani

Sejarah Singkat Fakultas Teknik - Unjani

 

Jenderal TNI (Alm) Achmad Yani adalah Pahlawan Revolusi dan Tokoh Pimpinan TNI-AD yang dilahirkan pada tanggal 19 Juni 1922 di Desa Djenar Purworejo Jawa Tengah. Semasa hidupnya beliau mempunyai cita-cita mendirikan sebuah Perguruan Tinggi sebagai sarana partisipasi TNI-AD dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai rasa bakti dan untuk melestarikan semangat juang serta cita-cita Jenderal Achmad Yani, maka namanya diabadikan sebagai nama dari Universitas yang dikelola oleh Yayasan Kartika Eka Paksi yaitu UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI (UNJANI).

 

Dalam sejarahnya, UNJANI merupakan gabungan dari beberapa Sekolah Tinggi yang dikelola oleh Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP) yaitu :

  Sekolah Tinggi Teknologi Jenderal Achmad Yani (STT-A)

  Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bandung Jenderal Achmad Yani (STTIB)

  Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jenderal Achmad Yani (STIE-A)

  Sekolah Tinggi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jenderal Achmad Yani (ST-MIPA-A)

 

Penggabungan di atas terjadi pada tahun1990 dengan Surat Keputusan Yayasan Kartika Eka Paksi No.027/YKEP/1990 tanggal 20 Mei 1990 dan yang kemudian dikukuhkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui surat Keputusan Menteri No.0152/o/1990 tanggal 9 Agustus 1990. Tanggal 20 Mei tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari berdirinya UNJANI. Kemudian pada Tahun Akademik 1992/1993 Unjani menambah dua Fakultas baru , Yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIP) dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.210/Dikti/Kep/1992 tanggal 1 Juni 1992 dan Fakultas Kedokteran dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.45/o/1993 tahun 1993. Yang terakhir Unjani membuka Program Studi Farmasi mulai TA.1999/2000 dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.217/Dikti/1999 tanggal 10 Mei 1999, Magister Ilmu Pemerintahan (S-2) dengan SK Dirjen Dikti No. 695/D/T/2004 dan Fakultas Psikologi-Jur. Psikologi S-1dengan Ijin Penyelenggaraan Dirjen Dikti No. 190/D/T/2003. 

Kini Unajni mempunyai 5 Fakultas, 13 Jurusan dan 19 Program Studi untuk Pendidikan D3, S1 dan S2. Program Pendidikan Unjani selalu berorientasi pada kegiatan yang terprogram, terpadu dan tepat waktu. 

Kampus UNJANI berlokasi dan berada dalam lingkungan yang sejuk, asri dan nyaman, sehingga memberikan suasana belajar yang kondusif baik pada mahasiswa maupun dosen, Area kampus yang luas (± 25 ha) mempermudah dalam membangun sarana dan prasarana pendukung kegiatan pendidikan selanjutnya. 

 

Teknik Industri Unjani

Program pendidikan Sarjana S1 Teknik Industri dirancang untuk dapat diselesaikan dalam waktu 4 (empat) tahun yang terbagi dalam 8 (delapan) semester dengan jumlah beban kredit sebanyak 146 SKS. Sudah sejak tahun 1998 Jurusan Teknik Industri UNJANI mendapat Status Akreditasi dengan nilai B, Sampai saat ini Jurusan Teknik Industri UNJANI sudah berhasil meluluskan alumni lebih dari 15.000 orang 

 

Fasilitas yang dimiliki Jurusan Tek. Industri Unjani, meliputi Ruang Perkuliahan, Perpustakaan, Lab. Proses Produksi, Lab. Sistem Manufactur, Lab. Sistem Kerja dan Ergonomi, Lab. Statistika, Lab. Komputasi, Lab. Fisika, Lab. Bahasa, Studio TI, Ruang KBK Dosen, Ruang Sidang/Seminar dll.

 

Tenaga dosen hampir semuanya memiliki Latar Belakang berpendidikan minimal Magister (S2), yang mayoritas Alumni ITB.

Sejarah Angkatan Teknik Industri 2007 UNJANI BANDUNG

SALAM UNITY!!
Industrial engineering 2007 adalah salah satu angkatan yang ada di jurusan teknik industri Unjani Bandung. Industrial engineering lahir pada tanggal 9 September 2007 dengan jumlah mahasiswa yang ada pada saat itu adalah 38 orang. Namun dengan berbagai kondisi yang ada, sekarang jumlah dari mahasiswa teknik Industri 2007 adalah 30 orang yang terdiri dari 25 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Riean sebagai ketua angkatannya menerapkan rasa persaudaraan yang kompak, saling berbagi, saling membantu baik itu dalam perkuliahan, praktikum, organisasi atau masalah pribadi. Itulah sekelumit cerita ringkas dari Industrial Engineering 2007. See you in next story....

Antropometri

Antropometri (dari Bahasa Yunani άνθρωπος yang berati manusia and μέτρον yang berarti mengukur, secara literal berarti "pengukuran manusia"), dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia.

Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data stAntropometriatistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik.

PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia.[rujukan?] Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri adalah Konsep Dasar Pertumbuhan

Pertumbuhan secara gamblang dapat diartikan terjadinya perubahan sel tubuh dalam 2 bantuk yaitu 1) pertambahan sel dan 2) pembelahan sel, yang secara akumulasi perjadinya perubahan ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel memiliki batas waktu tertentu. Para pakar antropometri sepakat bawah pada umumnya pertumbuhan manusia dalam arti pertambahan sel akan berhenti pada usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan sebelum 18 pertumbuhan sudah berhenti, dan sebaliknya setelah 20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan masih berjalan.

Makhluk hidup, termasuk manusia makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh akan makanan dapat dideskripakn dari tri fungsi makanan itu sendiri yaitu :

Sebagai sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak dan protein, dalam urutan yang berbeda sebagai sumber energi. Pembakaran 1 gram karbohidrat menghasikan 4,1 kalori, protein 41 kalori dan lemak 9 kalori per gramnya. Namun lemak bukanlah sumber energi utama oleh karena untuk metabolisme lemak dibutuhkan kalori yang lebih tinggi untuk Specifik Dinamyc Action (SDA)nya.

Sebagai sumber zat pembangun adalah Protein, Lemak dan Karbohidrat. Sedangkan sebagai sumber zat pengatur adalah vitamin dan mineral.

Antropometri dapat dibagi menjadi 2 yaitu,

  1. Antropometri Statis (struktural)

Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.

  1. Antropometri Dinamis (fungsional)

Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.

Hal-hal yang mempengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut,

  • Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.

  • Jenis kelamin

Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.

  • Rumpun dan Suku Bangsa
  • Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh

Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan.

  • Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh
  • Kondisi waktu pengukuran